Paracetamol: Kegunaan, Dosis dan Efek Sampingnya
Ini merupakan salah satu obat yang cukup terkenal, baik dikalangan medis maupun masyarakat awam. Ya, obat paracetamol atau dibaca parasetamol ini sering digunakan sebagai penurun panas yang paling banyak penggunaannya, karena hampir semua kelompok umur, baik ibu hamil maupun menyusui dapat menggunakan obat ini dan ini tidak memerlukan resep untuk mendapatkannya.
Lebih lanjut tahukah Anda, bahwa obat paracetamol ini juga dapat digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit seperti sakit kepala, nyeri otot, sakit gigi, dan lain-lain. Melalui media online ini mari kita kenali lebih lanjut mengenai indikasi, kontraindikasi, dosis, serta efek samping paracetamol.
Mengenal Obat Paracetamol
Obat Parasetamol memiliki nama lain acetaminophen (baca: asetaminofen) obat ini termasuk sebagai analgesik (antinyeri) dan antipiretik (penurun panas). Mekanisme kerja paracetamol yaitu sebagai inhibitor prostaglandin yang lemah. Jadi mekanisme kerjanya dengan menghalangi produksi prostaglandin, yang merupakan bahan kimia yang terlibat dalam transmisi pesan rasa sakit ke otak. Dengan mengurangi produksi prostaglandin, parasetamol membantu meredakan rasa sakit, seperti sakit kepala, sakit/nyeri pada anggota tubuh lainnya dan demam atau panas.
Paracetamol dapat kita peroleh dan dijual bebas tanpa harus menggunakan resep dokter, pilihan merek dagangnyapun banyak sekali mungkin Anda sering melihatnya pada iklan di TV ataupun media elektronik lainnya. Misalnya saja Panadol, Pamol, Oskadon, Nufadol, Etagesik, dan masih banyak lagi.
Jenis-jenis sediaannya juga bervariasi, yaitu:
- Tablet
- Kaplet
- Kapsul
- Tablet larut (dilarutkan dalam air, kemudian diminum)
- Suspensi oral (SIRUP)
- Supositoria yang dimasukkan ke dalam anus
Indikasi Paracetamol
Indikasi utama paracetamol yaitu digunakan sebagai obat penurun panas (analgesik) dan dapat digunakan sebagi obat penghilang rasa sakit dari segala jenis seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri pasca operasi, nyeri sehubungan dengan pilek, nyeri otot pasca-trauma, dll. Sakit kepala migrain, dismenore dan nyeri sendi juga dapat diringankan dengan obat parasetamol ini. Pada pasien kanker, parasetamol digunakan untuk mengatasi nyeri ringan atau dapat diberikan dalam kombinasi dengan opioid (misalnya kodein).
Paracetamol telah dibandingkan dengan banyak analgesik lain dan dianggap kurang equipotent jika dibandingkan dengan aspirin (asam asetilsalisilat). Dengan demikian, secara umum, parasetamol kurang mujarab ketimbang salisilat dan agen antirematik lainnya jika digunakan sebagai obat anti-inflamasi dan antinyeri.
Kabar baiknya paracetamol dapat digunakan pada anak-anak. Ini merupakan alternatif yang lebih disukai ketika aspirin (asam asetilsalisilat) merupakan kontraindikasi (misalnya karena riwayat ulkus atau infeksi virus pada anak).
Kontraindikasi
Obat parasetamol tidak boleh digunakan pada orang dengan kondisi sebagai berikut:
- Alergi parasetamol atau acetaminophen
- Gangguan fungsi hati dan penyakit hati
- Gangguan Fungsi Ginjal Serius
- Shock Overdosis
- Acetaminophen
- Gizi Buruk
Dosis Parasetamol
Dosis Parasetamol Dewasa untuk Demam dan Nyeri:
- Pedoman umum: 325-650 mg diminum setiap 4 sampai 6 jam atau 1000 mg setiap 6 sampai 8 jam.
- Paling sering adalah Paracetamol 500mg tablet: 500 mg tablet oral setiap 4 sampai 6 jam.
Dosis Paracetamol Anak untuk Demam dan Nyeri:
<= 1 bulan: 10-15 mg/kg BB/dosis setiap 6 sampai 8 jam sesuai kebutuhan.
> 1 bulan – 12 tahun: 10 – 15 m /kg BB/dosis setiap 4 sampai 6 jam sesuai kebutuhan (maksimum: 5 dosis dalam 24 jam).
Jangan obat parasetamol ini melebihi dosis yang direkomendasikan. Jumlah maksimum untuk orang dewasa adalah 1 gram (1000 mg) per dosis dan 4 gram (4000 mg) per hari. Menggunakan paracetamol yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan hati.
Pada anak-anak, gunakanlah sediaan sirup atau suppositoria. Hati-hati dan selalu ikuti petunjuk dosis pada label obat. Jangan memberikan paracetamol untuk anak di bawah usia 2 tahun tanpa nasihat dari dokter.
Berhenti menggunakan paracetamol dan hubungi dokter jika:
- Selama 3 hari penggunaan masih demam.
- Selama 7 hari penggunaan masih terasa sakit (nyeri belum teratasi) atau 5 hari pada anak-anak.
- Terjadi reaksi alergi seperti ruam kulit, sakit kepala terus menerus, atau kemerahan atau bengkak.
Efek Samping Paracetamol
Walaupun efek samping paracetamol jarang, namun jika itu terjadi maka ditandai dengan:
- Ruam atau pembengkakan – ini bisa menjadi tanda dari reaksi alergi
- Hipotensi (tekanan darah rendah) ketika diberikan di rumah sakit dengan infus.
- Kerusakan hati dan ginjal, ketika diambil pada dosis lebih tinggi dari yang direkomendasikan (overdosis).
Dalam kasus ekstrim kerusakan hati yang dapat disebabkan oleh overdosis parasetamol bisa berakibat fatal. Carilah bantuan medis darurat jika Anda memiliki salah satu dari tanda-tanda reaksi alergi paracetamol seperti: gatal-gatal; kesulitan bernapas; pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Berhenti menggunakan obat ini dan hubungi dokter apabila mengalami efek samping parasetamol yang serius seperti:
- Mual, sakit perut, dan kehilangan nafsu makan;
- Air seni berwarna gelap, tinja berwarna tanah liat;
- atau Jaundice (menguningnya kulit atau mata).
Jika salah satu gejala overdosis berikut terjadi, maka segeralah mencari bantuan medis darurat:
- Diare
- Keringat berlebihan
- Kehilangan nafsu makan
- Mual atau muntah
- Kram perut atau nyeri
- Pembengkakan, atau nyeri di perut atau perut daerah atas
Ibu Hamil dan Menyusui
Paracetamol untuk ibu hamil diyakini aman, asalkan digunakan dalam waktu yang singkat. Penggunaannya pun harus dengan indikasi atau kebutuhan yang tepat. Hal ini diperkuat dengan data epidemiologis pada penggunaan acetaminophen oral pada wanita hamil tidak menunjukkan peningkatan risiko cacat bawaan pada bayi. Penelitian reproduksi hewan belum dilakukan dengan acetaminophen, dan tidak diketahui apakah parasetamol IV (infus) dapat menyebabkan kerusakan janin bila diberikan kepada ibu hamil.
Obat parasetamol diekskresikan ke dalam air susu ibu dalam konsentrasi kecil. Salah satu kasus ruam telah dilaporkan pada bayi menyusui. Paracetamol dianggap aman untuk ibu menyusui oleh American Academy of Pediatrics.
Satu studi kecil telah melaporkan bahwa setelah ibu minum acetaminophen 1000 mg, bayi menyusu akan menerima kurang dari 1,85% dari dosis yang ibu minum.