Malam Takbir Penuh Rindu
Gema takbir menemaniku mengalirkan air mata
Jika pagi esok kau dapati mataku sembab, janganlah ditanya mengapa
Aku hanya mengurangi sesak di dada, sebab aku sedang sedih akan banyak hal
Aku malu
Padahal Tuhan-ku telah limpahkan karunia yang tak hingga
Nikmat iman dan islam, raga yang sehat, alam yang damai, keluarga yang penyayang
Lantas kerap kali kusia-siakan waktu yang aku punya
Dengan segala kesibukan yang menyita
Aku heran
Bahkan di menit-menit waktu yang seyogyanya milik kekhusyukan pada sang pencipta
Urusan dunia tetap merajalela
Mengganggu dan merampas saat-saat terbaikku mengadu pada Tuhan-ku
Dunia oh dunia, keegoisan benar adalah milikmu
Aku takut
Bukan hanya karena sikapku, namun juga karena lisanku
Sungguh aku tak mau menyesal di kemudian hari
Terhalang mendapat kebaikan sebab ucap dan laku yang tak terjaga
Aku khawatir
Andai hariku tak sampai esok
Bisa jadi kita tak bertemu
Kusampaikan maafku padamu, wahai teman sehari-hariku
Kumohonkan pula doa-doa darimu, meski aku tak perlu tahu
Semoga kasih sayang-Nya tak pernah hilang padamu dan aku,
Yang saat ini jauh dari Ayah serta Ibu
Gema takbir masih mengalun merdu
Mengiringi malam Idul Fitri yang syahdu
Aku rindu, pada Tuhan-ku