Cara Mudah Deteksi Hoax Seputar Kesehatan
Maraknya pembahasan berita hoax menjadi sorotan bagi dr. Astrawinata G melalui laman harian.analisadaily.com. Banyak dari berita hoax tentang kesehatan tersebut bahkan sampai dibuat peraturan tertulis untuk mencegahnya.
Hoax berasal dari kata hocus dalam Bahasa Inggris yang berarti untuk menipu. Berita hoax diterbitkan untuk membuat masyarakat mempercayai sesuatu informasi, padahal kebenaran aslinya dipertanyakan.
Aspek berita hoax sangat luas, termasuk menyasar ke ranah kesehatan. Semua orang ingin sehat dan jauh dari penyakit, itu sebabnya hoax kesehatan seolah tidak ada matinya-terus berkembang. Tentu kita pernah mendengar pesan berantai yang mengatakan pemanis buatan aspartame bisa menyebabkan pengerasan otak dan sumsum tulang belakang, dengan menyebut merk minuman-minuman yang dianggap mengandung aspartame lengkap dibubuhi nama seorang dokter yang disebut sebagai ketua umum IDI. Belum lagi pesan tentang bahaya makan udang dengan minum jus jeruk yang mengakibatkan kematian akibat pendarahan dari seluruh lubang tubuh. Pesan tersebut seakan tidak pernah lenyap total, hilang sementara lalu popular kembali.
Kalau kita cermati polanya, inti pesan hoax ujung-ujungnya bermuara pada beberapa tipe. Ada hoax yang mengajarkan dasar penyakit yang keliru. Contoh populer hoax ini adalah cara mandi yang benar harus menyiram dari kaki baru naik ke kepala agar panas tubuh keluar dari kepala, bila tidak bisa stroke di kamar mandi. Contoh lain adalah bila seseorang kena stroke atau serangan jantung, tusuk ujung jari atau daun telinganya, keluarkan darahnya 2-3 tetes, pasien akan sadar kembali. Ada juga hoax yang menyebutkan garam dan MSG yang dimasak sebagai pemicu kanker.
Melalui berita yang disampaikan di kompas.com, Astri Kurniati, Deputy Head of Nutrifood Research Center, menjelaskan beberapa tips untuk mendeteksi berita hoax seputar dunia kesehatan, yaitu:
1. Waspadai judul yang bombastis
Astri berkata bahwa cara termudah untuk mengidentifikasikan berita kesehatan hoax adalah dengan melihat judulnya. Biasanya, berita-berita ini memiliki judul yang bombastis dan terkesan mustahil.
2. Cermati sumbernya
Situs-situs kesehatan yang dapat dipercaya seperti WebMD dan Mayoclinic biasanya memiliki sertifikasi HONcode. Namun, jika Anda mendapatkan informasi dari situs lainnya, pastikan bahwa sumber tersebut memang resmi dan dapat dipercaya.
3. Kritisi metodologinya
Bila dicantumkan, buka jurnal asli yang menjadi dasar berita kesehatan tersebut. Perhatikan berapa jumlah sampel yang diteliti dan bagaimana metode penelitiannya.
Astri berkata bahwa ada tiga tipe metodologi yang kredibilitasnya sangat rendah. Pertama, opini pakar yang hanya satu atau dua orang. Lalu, penelitian pada hewan yang belum diuji pada manusia. Ketiga, laporan kasus atau testimoni yang sangat banyak ditemui di Indonesia.
“Ini kan hanya satu kasus saja dan kita tidak tahu bagaimana gaya hidup dan pola makannya,” kata Astri.
4. Bicara dengan pakarnya
Bila masih bingung, konsultasikan pada pakar atau orang yang kompeten di bidang tersebut mengenai informasi yang Anda terima.